Selamat datang di Riliskan.com

10 Penyebab Doa Sulit Terkabul

Di antara kita pasti ada yang merasa doanya mudah terkabul. Sebagian lagi merasa doa-doa yang sudah sering ia panjatkan, namun tak jua mendapatkan hasilya: dikabulkan oleh Allah SWT. Perasaan itu wajar saja dikemukakan karena itu menyentuh pengalaman spiritual sehari-hari kita. Sebagai seorang hamba kita memang harus “tahu diri” bahwa permintaan atau doa itu perlu dipanjatkan kepada sang Khaliq karena posisi kita sebagai makhluk yang telah diciptakan-Nya. Jika doa-doa yang telah kita sampaikan kepada Allah SWT, tetapi kita tidak merasa telah dikabulkan, alangkah baiknya kita melakukan muhasabah diri dengan introspeksi, sehingga kita bisa menyadari akan adanya kekurangan atau “cacat” dalam diri kita.

Inilah barangkali kita perlu berguru pada sosok dan kajian dari seorang sufi masyhur Abu Ishaq Ibrahim Ibn Adham, yang pada suatu hari ditanya oleh sesorang tentang mengapa doanya tak dikabulkan. “Wahai Abu Ishaq! Kita telah berdoa. Tapi doa kita mungkin tak dikabulkan?”

Dalam buku ‘Makkah dan Madinah’ karya Ahmad Rofi Usmani, Abu Ishaq menjawab sekaligus menerangkan hal-hal yang menyebakan kenapa suatu doa tidak dikabulkan, meskipun Allah SWT telah berjanji, siapa yang berdoa kepada-Nya pasti Dia akan mengabulkannya.

Menurut Abu Ishaq, hati yang mati telah menyebabkan doa tertolak. Sementara ada 10 perkara yang menjadi penyebab doa tak diterima oleh Allah SWT. Kesepuluh faktor tersebut: Pertama, Anda mengenal Allah SWT, tapi tak menunaikan hak-haknya. Kedua, Anda merasa telah mencintai Rasulullah SAW tapi ternyata meninggalkan sunnah-sunnahya. Faktor ketiga, Anda membaca Al-Q-quran tapi tidak mengamalkannya.

Keempat, Anda menyantap nikmat Allah SWT, tapi tidak mensyukurinya. Kelima, Anda memandang setan sebagai musuh, tapi sering melangkah dengannya.

Keenam, menyatakan bahwa surga adalah benar adanya tapi tak beramal untuknya, ketujuh, Anda menyatakan bahwa neraka benar adanya, tapi tak menghindarinya.

Kedelapan, Anda menyatakan bahwa kematian adalah benar adanya, tapi ternyata tak bersiap-siap dan tak bersedia menyambut kedatangannya.

Kesembilan, setiap kali terjaga dari tidur, Anda senantiasa sibuk dengan aib orang lain, tetapi melalaikan aib sendiri.

Dan kesepuluh, Anda membumikan orang-orang yang berpulang, tapi tak mengambil pelajaran dari peristiwa itu.

Posting Komentar